Jumat, 20 September 2013

Suka: Detective Conan

Ran mengutip kata Minerva Glass:
“Cinta itu nol. Tak peduli seberapa banyak kau menambahkannya, kau hanya akan menemukan penderitaan”.


Jawaban Shinichi:
"Nol adalah dimana kita memulai segalanya! Kita tidak akan bisa jadi apapun kalau tidak melewati nol!" 









hahahah. so romance, so sweet tapi sangat menggelikan #ngakakguling-guling :D

Minggu, 15 September 2013

Tugas: Atresia Ani / Rekti

II.1. ATRESIA REKTI DAN ANUS
II.1.1. Pengertian
Atresia Ani / Atresia Rekti adalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara congenital.
II.1.2 Patofisiologi
Terjadinya anus imperforata karena kelainan kongenital dimana saat proses perkembangan embrionik tidak lengkap pada proses perkembangan anus dan rektum. Dalam perkembangan selanjutnya ujung ekor dari belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genito urinari dan struktur anorektal. Atresia anal ini terjadi karena ketidaksempurnaannya migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7- 10 minggu selama perkembangan janin. Kegagalan migrasi tersebut juga karena gagalnya agenesis sakral dan abnormalitas pada daerah uretra dan vagina atau juga pada proses obstruksi. Anus i mperforata dapat terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan.
II.1.3. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala atresia anus :
·         Bayi muntah – muntah pada umur 24 – 48 jam.
·         Sejak lahir tidak ada defekasi mekpnium
·         Anus tampak merah, usus melebar, kadang-kadang ileus obstruksi.
·         Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan.
·         Pada auskultasi terdengar hiperperistaltik.
·         Pada fistula trakeoesofagus, cairan lambung juga dapat masuk ke dalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis.
II.1.4. Klasifikasi
Bayi muntah-muntah pada 24 – 28 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi mekonium. Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi Ladd dan Bross (2002) membagi anus imperforate dalam 4 golongan, yaitu :
1.      Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus
2.      Membran anus menetap
3.      Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu tercetak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum.
4.      Lubang anus yang terpisah dengan ujung rektum yang buntu
II.1.5. Penyebab
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.      Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
2.      Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3.      Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
4.      Atresia ani dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe:
5.      Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam berbagai derajat
6.      Terdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena menetapnya membran anus
7.      Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu suatu kantung yang buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus yang seharusnya terbentuk (lekukan anus)
8.      Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu kantung buntu yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai kantung buntu.
9.      Kelainan yang berdasarkan hubungan antara bagian terbawah rektum yang normal dengan otot puborektalis yang memiliki fungsi sangat penting dalam proses defekasi, dikenal sebagai klasifikasi melboume.
10.  Kelainan letak rendah, Rektum telah menembus "lebator sling" sehingga sfingter ani internal dalam keadaan utuh dan dapat berfungsi normal contohnya berupa stenosis anus (tertutupnya anus oleh suatu membran tipis yang seringkali disertai fistula anokutaneus dan anus ektopikyang selalu terletak dianterior lokasi anus yang normal).
11.  Rektum berupa kelainan letak tengah di daerah anus seharusnya terbentuk secara lazim terdapat lekukan anus (analdimple) yang cukup dalam. Namun, pada kelainan yang jarang ditemukan ini sering terdapat fistula rektouretra yang menghubungkan rektum yang buntu dengan uretra pars bulbaris.
12.  Kelainan letak tinggi Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki, sebaliknya kelinan letak redah sering ditemukan pada bayi perempuan. Pada perempuan dapat ditemukan fistula -and kutaneus, fistula rektoperinium dan fistula rektovagina. Sedangkan pada laki-laki dapat ditemukan dua bentuk fistula yaitu fistula ektourinaria dan fistula rektoperineum. Fistula ini menghubungkan rektum dengan kandung kemih pada daerah trigonum vesika. Fistula tidak dapat dilalui jika mekonoium jika brukuran sangat kecil, sedangkan fistula dapat mengeluarkan mekonium dalam rektum yang buntu jika berukuran cukup besar. Oleh karena itu, dapat terjadi kelainan bentuk anorektum disertai fistula. Kelainan bawaan anus juga dapat disebabkan gangguan pertumbuhan dan fusi. Gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital.
II.1.6 Diagnosis
Cara penegakan diagnosis pada kasus atresia ani atau anus imperforata adalah semua bayi yang lahir harus dilakukan pemasukan termometer melalui anusnya, tidak hanya untuk mengetahui suhu tubuh, tapi juga untuk mengetahui apakah terdapat anus imperforata atau tidak
II.1.7 Gambaran Klinis
Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula. Pada bayi wanita sering ditemukan fistula rektavaginal (dengan gejala bila bayi buang air besar feses keluar dari vagina) dan jarang rektoperineal. Untuk mengetahui kelainan ini secara dini pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan maka termometer/jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum, gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah dan berwarna hijau.
II.1.8 Penatalaksanaan
Penanganan secara preventif antara lain:
1.      Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk berhati-hati terhadapobat-obatan,makananawetan dan alkohol yang dapat menyebabkan atresia ani
2.      Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam jika sampai tigaharitidakdiketahuimengidapatresia ani karena hal ini dapat berdampak feses atautinjaakantertimbunhinggamendesakparu-parunya.
3.      Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk menghindari konstipasi.
II.1.8.1 Penanganan Medis
1.      Eksisi membran anal
2.      Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus.
II.1.8.2. Rehabilitasi Dan Pengobatan
1.      Melakukan pemeriksaan colok dubur
2.      Melakukan pemeriksaan radiologik Pemeriksaan foto rontgen bermanfaat dalam usaha menentukan letak ujung rectum yang buntu setelah berumur 24jam, bayi harus diletakkan dalam keadaan posisi terbalik sellama tiga menit, sendi panggul dalam keadaan sedikitekstensilalu dibuat foto pandangan anteroposterior dan lateral setelah petanda diletakkan pada daerah lekukan anus.
3.      Melakukan tindakan kolostomi neonatus, tindakan ini harus segera diambil jika tidak ada evakuasi mekonium.
4.      Pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi setrap hari dengan kateter uretra, dilatasi hegar,atau spekulum hidung berukuran kecil selanjutnya orang tua dapat melakukan dilatasi sendiri dirumah dengan jari tangan yangdilakukan selama 6 bulan sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi mencapai keadaan normal.
5.      Melakukan operasi anapelasti perineum yang kemudian dilanjutkan dengan dilatasi pada anus yang baru pada kelainan tipe dua.
6.      Pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan rekonstruktif melalui anoproktoplasti pada masa neonatus
7.      Melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain:
o    Operasi abdominoperineum pada usia (1 tahun)
o    Operasi anorektoplasti sagital posterior pada usia (8-!2 bulan)
o    Pendekatan sakrum setelah bayi berumur (6-9 bulan)
8.      Penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian dilanjutkan dengan operasi"abdominalpull-through"manfaat kolostomi adalah antara lain:
o    Mengatasi obstruksi usus
o    Memungkinkan pembedahan rekonstruktif untuk dikerjakan dengan lapangan operasi yang bersih
o    Memberi kesempatan pada ahli bedah untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan bawaan yang lain.
Teknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero Sagital Ano Recto Plasty (PSARP). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena harus membuka dinding perut.
II.1.8.3 Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan radiologik dengan enema barium.disini akan terlihat gambaran klasik seperti daerah transisi dari lumen sempit kedaerah yang melebar. pada foto 24 jam kemudian terlihat retensi barium dan gambaran makrokolon pada hirschsprung segmen panjang.
2.      Pemeriksaan biopsi hisap rektum dapat digunakan untuk mencari tanda histologik yang khas yaitu tidak adanya sel ganglion parasimpatik dilapisan muskularis mukosa dan adanya serabut syaraf yang menebal pada pemeriksaan histokimia, aktifitas kolinaterase meningkat.
Atresia ani biasanya jelas sehingga diagnosis sering dapat ditegakkan segera setelah bayi lahir dengan melakukan inspeksi secara tepat dan cermat pada daerah perineum. Diagnosis kelainan anurektum tipe pertama dan keempat dapat terlewatkan sampai diketahui bayi mengalami distensi perut dan tidak mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium.
Pada bayi dengan kelainan tipe satu/kelainan letak rendah baik berupa stenosis atau anus ektopik sering mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium. Pada stenosis yang ringan, bayi sering tidak menunjukkan keluhan apapun selama beberapa bulan setelah lahir. Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya obstruksi kronik saluran cerna bagian bawah daerah stenosis yang sering bertambah berat akibat mengerasnya tinja.
Bayi dengan kelainan tipe kedua yang tidak disertai fistula/fistula terlalu kecil untuk dilalui mekonium sering akan mengalami obstruksi usus dalam 48 jam stelah lahir. Didaerah anus seharusnya terentuk penonjolan membran tipis yang tampak lebih gelap dari kulit disekitarnya, karena mekonium terletak dibalik membran tersebut.
Klainan letak tinggi atau agenesis rectum seharusnya terdapat suatu lekukan yang berbatas tegas dan memiliki pigmen yang lebih banyak daripada kulit disekitarnya sehingga pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan lubang fistulla pada dinding posterior vagina/perinium, atau tanda-tanda adanya fistula rektourinaria. Fistula rektourinaria biasanya ditandaioleh keluarnya mekonium serta keluarnya udara dari uretra.
Diagnosi keempat dapat terlewatkan sampai beberpa hari karena bayi tampak memiliki anus yang normal namun salurran anus pendek dan berakhir buntu. Mnifestasi obstruksi usus terjadi segera setelah bayi lahir karena bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium. Diagnosis biasanya dapat dibuat dengan pemeriksaan colok dubur.

DAFTAR PUSTAKA


1.      Staf pengajar ilmu kesehatan anak. (1985). Buku kuliah 1: Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC.
2.      Suriadi, Skp. & Yulianti , Rita, Skp. (2001). Buku pegangan praktek klinik: Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 1. Jakarta: CV. Sagung Seto.
3.      Ratna Hidayati, Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patofisiologis. Penerbit Salemba Medika
4.      Wong, D. L. (1995). Nursing care of infant and children. 5th ed. St.louis: Mosby Year Book, Inc.
5.      Wong, D. L. (1996). Clinical manual of pediatric nursing. 4th ed. St.louis: Mosby Year Book, Inc.


Tugas: Emmbisiel (Imbisil)

1.      Pengertian
§  Yaitu penyakit gangguan mental/kelainan mental, 
§  Imbisil adalah Istilah medis yang mengacu pada retardasi mental ringan sampai sedang.

2.      Ciri-ciri dan karakteistik
§  IQ rendah
§  Menunjukkan gejala kebodohan
§  Warna rambut dan kulit kekurangan pigmen.
§  Biasanya tidak berumur panjang.
§  Reaksi refleksnya sangat lambat.
§  Jarang mempunyai keturunan.
§  Dalam urine dijumpai residu fenilpiruvat

Memiliki IQ 25 – 49. Seperti kanak-kanak yang berumur 3 – 7 tahun. Ukuran tinggi dan bobot badannya kurang, sering badannya cacat atau mengalami Anomali (kelainan). Gerakan-gerakannya tidak stabil dan lamban. Ekspresi mukanya kosong dan tampak dungu. Kurang mempunyai daya tahan terhadap penyakit, perkembangan jasmaninya sangat lamban dan kurang sambutannya jika diajak berbicara. Pada umumnya mereka masih bisa mengerjakan tugas yang sederhana di bawah pengawasan. Anak-anak imbisil juga banyak yang mati muda.

Karakteristik: :
a. Usia prasekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.
b. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.
c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.

3.      Penyebab
Cacat menurun ini disebabkan karena seseorang tidak punya enzim yang mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Akibatnya terjadi penimbunan fenilalanin dalam darah dan diubah menjadi asam fenilpiruvat. Tingginya kadar fenilpiruvat menghambat perkembangan dan fungsi otak. Kelainan ini sering disebut phenilketouria (PKU) karena banyaknya kandungan residu fenilpiruvat yang terdapat pada urine.
 Fenilketonuria adalah gangguan metabolisme langka yang mempengaruhi cara tubuh memecah protein yaitu, fenilalanin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan retardasi mental
 Fenilalanin adalah salah satu dari sembilan asam amino essensial yang terdapat pada semua protein makanan seperti daging , telur, ikan, susu, keju dan dalam jumlah yang sedikit pada sereal, sayuran dan buah-buahan. Fenilalanin sangat diperlukan oleh tubuh kita untuk membuat protein tubuh. Di dalam saluran pencernaan, protein makanan dicerna menjadi asam amino sebelum diserap. Asam amino ini diperlukan untuk membuat protein tubuh atau diubah menjadi asam amino jenis lain.
Fenilalanin selain merupakan bahan baku protein tubuh juga diubah menjadi salah satu asam amino non essensial yang disebut tirosin, yang nantinya juga akan diolah menjadi protein tubuh. Proses perubahan dari fenilalanin menjadi tirosin memerlukan enzim yang disebut enzim fenilalanin hidroxilase.
Biasanya anak  yang mengalami gangguan mental ini  berasal dari pasangan yang keduanya normal heterozygote/carrier. Atau juga dari pasangan yang normal heterozigot dengan penderita imbisil.  Orang yang normal heterozigot tidak akan menampakkan gejala penyakit sehingga terlihat normal tetapi membawa sifat penyakit/gen penyakit (carrier)  tersebut. Dikendalikan oleh gen yang resesif sehingga penderita bersifat homozigot resesif.

4.      Pencegahan
        Imunisasi bagi anak dan ibu  sebelum kehamilan
        Konseling perkawinan
        Pemeriksaan kehamilan rutin
        Nutrisi yang baik
        Persalinan oleh tenaga kesehatan
        Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga
        Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat
        Program mengentaskan kemiskinan, dll


5.      Penanganan dan rehabilitasi
Rehabilitasi :
        Pendidikan dan latihan
§  Dimasukkan ke SLB untuk RM ringan dan sedang
        Perawatan dalam panti perawatan
        Rehabilitasi kerja
        Penerimaan anak agar merasa berarti
§  Penolakan anak meyebabkan frustasi, murung, benci, nakal, dll

Ternyata bila terdapat lingkungan keluarga yang mau mengerti dan memberi dukungan secara memadai serta fasilitas pendidikan dan latihan vokasional yang tepat, penderita retardasi mental dapat mengembangkan penyesuaian sosial dan vokasional yang baik serta kemampuan hubungan dan kasih sayang antar manusia yang wajar. Pernyataan ini memperkuat pernyataan bahwa banyak penderita retardasi mental taraf perbatasan, ringan, bahkan yang berat dapat mengalami perkembangan kepribadian yang normal seperti orang dengan intelegensi normal

6.      Pengobatan
Pengobatan Fenilketonuria  dapat dilakukan dengan  melakukan diet protein-bebas, karena hampir semua protein mengandung fenilalanin. Bayi diberi formula khusus tanpa fenilalanin. Anak yang lebih besar dan orang dewasa harus menghindari makanan kaya protein seperti daging, telur, keju, dan kacang. Mereka juga harus menghindari pemanis buatan dengan aspartam, yang berisi fenilalanin.



Sabtu, 14 September 2013

:')

Dari kursi yang memanjang, aku sendiri.
Terduduk, menunduk....
Menikmati nyanyian rinai hujan,
Yang tetes demi tetesnya kian membasahi bumi ini.
Aku terduduk, menunduk.
Tanpa melakukan sesuatu apapun,
Aku hanya terduduk, menunduk.

Dari kursi yang memanjang, aku sendiri.
Menatap keluar jendela, terasa sepi.
Diantara bingkai jendela, aku nikmati hujan ini.
Terlalu indah untu kubiarkan berlalu begitu saja.

Dari balik jendela, aku masih sendiri.
Masih menikmati nyanyian hujan dimalam ini.
Berdiri diantara bingkai jendela melukis sebuah nama.
Bolehkah aku titip rindu ini bersama hujan yang menyapa?
Tuhan, aku rindu dia.
{}

Tugas: Obat-obatan dalam Praktik Kebidanan

I.     Perkemenkes No 900 Tahun 2002 tentang praktik kebidanan
Menurut Permenkes No 900 tahun 2002 tentang praktik kebidanan, jenis obat-obatan yang digunakan dalam praktik kebidanan adalah:
A.    Roborantia
B.     Vaksin
C.     Syock Anafilaktik:
D.    - Adrenalin 1 : 1000
E.     - Antihistamin
F.      - Hidrokortison
G.    - Aminophilin 240 mg/10 ml
H.    - Dopamin
I.       Sedativa
J.       Antibiotika
K.    Uterotonika
L.     Antipiretika
M.   Koagulantia
N.    Anti Kejang
O.    Glyserin
P.      Cairan infus
Q.    Obat luka
R.     Cairan disenfektan (termasuk Chlorine)
S.      Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir

II.  OBAT-OBAT DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A.     Obat Anti Infektikum
1.      Amoxicillin
a.       Nama dagang : Amoxsan (Sanbe Farma), Kalmoxillin (Kalbe Farma), Topcillin (Dankos), Robamox (Compifarma), Moxigra (Graha Farma), dll
b.      Komposisi :
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksilina anhidrat 125 mg
Tiap kapsul mengandung akmosilina anhidrat 250 mg dan 500 mg
c.       Cara kerja obat
1)        Amoksilina merupakan senyawa penisilin semi sintetik dengan aktivitas antibakteri spectrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang bersifat pathogen.
2)        Bakteri pathogen yang sensitive terhadap amoksilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. Pneumoniae, N. Gonorrhoeae, H.influenzae, E. Coli, dan P. Mirabilis.
d.      Indikasi
Amoksilina efektif terhadap penyakit:
1)        Infeksi saluran pernapasan kronik dan akut : pneumonia, faringitis, bronchitis, laringitis
2)        Infeksi saluran cerna : disentri basiler
3)        Infeksi saluran kemih : gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis
4)        Infeksi lain : septikemia, endokarditis
e.       Dosis
1)        Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis
2)        Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500 mg sehari, sebelum makan
3)        Gonere yang tidak terkomplikasi : amoksilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.
f.       Peringatan dan perhatian
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkat terjadinya :Cross allergenicity” (alergi silang)
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama  dapat menimbulkan superinfeksi terutama pada saluran gastrointestina;.
Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensivitas pada bayi.
g.       Efek samping
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritis, angiodema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomasitis.
h.    Kontra indikasi
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
i.      Cara penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
2.      Ampicillin
a.       Nama dagang : Ampi (Interbat), Dancillin (Dankos)
b.    Komposisi:
Tiap 5 ml (satu sendok teh) suspensi mengandung ampisilina trihidrat setara dengan Ampisilina Anhidrat 125 mg.
c.    Indikasi
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
1)        Infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia, faringitis, bronkitis, laringitis.
2)        Infeksi saluran pencernaan seperti : shigellosis, salmonellosis.
3)        Infeksi saluran kemih dan kelamin seperti gonore, uretritis, sistitis, pielonefritis
4)        Infeksi kulit dan jaringan kulit
5)        Septikemia, meningitis.
d.    Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap penisilin
e.    Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering
3.      Ciprofloxacin
a.     Nama dagang : Ciprex (Sanbe), Floxigra (Graham Farma)
b.    Komposisi
Tiap tablet salut selaput mengandung Siprofloksasin hidroklorida monohidrat setara dengan siprofloksasin 250 mg.
Tiap tablet salut selaput mengandung Siprofloksasin hidroklorida monohidrat setara dengan siprofloksasin 500 mg.
c.     Cara kerja obat
Siprofloksasin merupakan anti infeksi sintetik golongan kinolon yang menghambat DNA-girase. Tidak menunjukkan resistensi paralel terhadap antibiotika lain yang tidak termasuk dalam golongan karboksilat. Efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, dan tetrasiklin. Siprofloksasin efektif terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif.
d.      Indikasi
Untuk pengobatan:
1)   Infeksi yang disebabkan oleh kuman pathogen yang peka terhadap siprofloksasin pada saluran kemih kecuali prostatistis, uretritis dan servitis gonore.
2)   Infeksi saluran pernapasan kecuali pneumonia oleh streptokokus
3)   Infeksi kulit dan jaringan lunak
4)   Infeksi tulang sendi
5)   Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan paratifoid.
e.       Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap siprofloksasin atau dengan derivate kinolon yang lain. Wanita hamil atau menyusi, anak-anak dan remaja yang , masih dalam pertumbuhan.
f.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering
4.      Metronidazol
a.     Nama dagang : Flagyl (Novartis), Grafazol (Graha Farma)
b.    Komposisi
Metronidazol 250 mg, tiap tablet mengandung metronidazol 250 mg
Metronidazol 500 mg, tiap tablet mengandung metronidazol 500 mg
c.     Indikasi
Metronidazol terutama digunakan untuk amoebiasis intestinal dan extra intestinal dan juga trichomoniasis, giardiasis, lambliasis. Juga untuk pencegahan dan pengobatan infeksi bakteri anaerobik.
d.      Cara kerja obat
Metronidazol mempunyai daya trikomonisaid langsung. Pada biakan trikomonas vaginalis dengan konsentrasi Metronidaol 2,5 mcg/ml dapat menghancurkan 99% parasit dalam waktu 24 jam dan mempunyai daya amobisid langsung.
Pada biakan E.histolytica dengan konsentrasi 1-2 mcg/ml, maka dalam waktu 24 jam semua parasit telah musnah.
e.       Kontra indikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap metronidazole, wanita hamil yang menderita trichomoniasis pada trimester pertama
Pasien yang mempunyai penyakit susunan syaraf pusat yang aktif dan riwayat penyakit “Blood Dyscrasia”.
f.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya langsung.
5.      Acyclovir
a.     Nama dagang : Clinovir (Pharos), Danovir (Dankos)
b.    Komposisi
Tiap tablet mengandung acyclovir 200 mg
Tiap tablet mengandung acyclovir 400 mg
c.       Indikasi
Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, termasuk herpes genitalis inisial dan rekuren.
Pengobatan infeksi herpes zoster dan varicella.
d.      Cara kerja obat
Acyclovir adalah analog nukleosida purin asiklik yang aktif terhadap virus herpes simplex, varicella, zoster, Epsten-Barr dan cytomegalovirus. Di dalam sel acyclovir mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktif acyclovir trifosfat yang bekerja menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal.
e.       Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap acyclovir.
f.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya
6.      Cotrimoxasol
a.     Nama dagang : Primadex (Dexa Medika), Bactrim (Roche), Sanprima (Sanbe)
b.    Komposisi
Sirup
Tiap sendok teh (5 ml) mengandung:
Sulfametoksazol 200 mg
Trimetropim 40 mg
Tablet
Sulfametoksazol 400 mg
Trimetropim 80 mg
c.     Indikasi
1)   Infeksi saluran kemih seperti pielonefritisdan pielitis oleh kuman yang sensitif seperti Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus.
2)   Infeksi saluran pencernaan terutama oleh kuman Salmonella dan Shigella, seperti tifoid, paratifoid dan disentri basiler.
3)   Infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis akut dan kronis oleh kuman H. Influenzae atau S.pneumonea.
4)   Infeksi lain seperti toxoplamasis dan infeksi lainnya dimana obat terpilih tidak dapat diberikan.
d.      Kontra indikasi
Obat ini jangan diberikan pada pasien yang peka terhadap sulfonamide dan trimetroprim, wanita hamil atau menyusui, anak-anak dibawah 2 bulan, penderita anemia megalobastik karena kekurangan asam folat.
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering, pada suhu dibawah 30o C, terlindungi dari cahaya.
7.      Spiramycin
a.     Nama dagang : Inamycin (indofarma), Osmycin (Pharos)
b.    Komposisi
Tiap tablet salut mengandung 500 mg spiramisina
Tiap 5 ml mengandung 125 mg spiramisina
c.     Indikasi
1)   Inamycin digunakan untuk infeksi saluran nafas, seperti tonsilitis, faringitis, bronchitis, pneumonia, sinusitis dan otitis media
2)   Infeksi pada kulit
3)   Infeksi pada telinga
4)   Infeksi-infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap spiramisina.
d.    Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap spiramisina atau antibiotik makrolida lainnya.
e.     Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
8.      Nystatin
a.     Nama dagang : Nystin drop (Lapi), Candistin drop (Pharos)
b.    Komposisi
Tiap ml mengandung Nystin 100.000 unit
c.     Indikasi
Pengobatan kandidiasis pada rongga mulut dan kondidiasis intestestinal
d.    Kontra indikasi
Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap nystatin.
e.     Cara penyimpanan
Simpan di tempat sejuk (15-25oC) dan kering.
9.      Valaciclovir
a.     Nama dagang : Valvir (Soho)
b.    Komposisi
Tiap kaplet selaput mengandung:
Valaciclovir HCL setara dengan Valaciclovir 500 mg
c.     Indikasi
Herpes zoster
Herpes simplex (pada kulit dan membran mukosa, termasuk herpes genital awal dan kambuhan)
d.    Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap valaciclovir, acyclovir atau komponen lain dari obat ini
e.     Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 30oC, terlindung dari cahaya
10.  Metronidazol, Nystatin
a.     Nama dagang : Neo Gynoza Ovula (Kalbe Farma), Vagistin Ovula (Combipharma)
b.    Komposisi
Tiap ovula mengandung:
Metronidazole 500 mg
Nystatin 100.000 SI
c.     Indikasi
Neo gynoxa ovula diindikasikan untuk pengobatan infeksi campuran vagina yang disebabkan oleh Tricomonas vaginalis dan C. albicans
d.    Kontra indikasi
1)        Hipersensitif terhadap salah satu komponen
2)        Terapi kombinasi sengan metronidazole oral sebaiknya dihindari pada kasus gangguan saraf aktif, riwayat diskrasia darah, hipotiroid atau hipoadrenal kecuali jika menurut dokter keuntungan yang didapat melebihi potensi bahaya yang muncul pada pasien
3)        Kontra indikasi pada wanita hamil trimester pertama
e.     Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 25oC.
11.  Doxycycline
a.     Nama dagang : Interdoxyn (Interbat)
b.    Komposisi
Doxycline hyclate setara dengan doxycline 50 mg
Doxycline hyclate setara dengan doxycline 100 mg
c.     Indikasi
1)      Infeksi saluran pernafasan: infeksi saluran pernafasan bawah termasuk pneumonia yang disebabkan Haemophilus influenza, Klebsiella, S.Pneumonia
2)      Pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma pneumonia
3)      Pengobatan bronkitis dan sinusitis kronis
4)      Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Klebsiella, Enterobacter, S.faecalis, E.coli
5)      Infeksi kulit: acne vulgaris
6)      Penyakit karena hubungan seksual
7)      Sebagai alternatif untuk pengobatan gonore dan sifilis
8)      Infeksi mata yang disebabkan oleh Gonococci, Staphylococci dan H.influenza seperti trachoma dan konjungtivis
9)      Infeksi Ricketsia
d.    Kontra indikasi
1)      Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap golongan tetrasiklin
2)      Wanita hamil, menyusui dan anak dibawah umur 8 tahun.
e.     Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 30oC,dan terlindung dari cahaya.
B.     ANTI EMETIKUM
1.      DOMPERIDONE
a.       Nama dagang : vometa (dexa medica), monel (novel), regit (landson)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung domperidone 10 mg
c.       Indikasi
1)      Sindroma dyspepsia fungsional
2)      Mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian ledova dan bromokriptin lebih dari 12 minggu
3)      Mual dan muntah akut.
4)      Pemakaian pada anak-anak tidak dianjurkan kecuali untuk mual dan muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.
d.      Kontra indikasi
1)      Penderita yang hipersensitif terhadap domperidone
2)      Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin
3)      Tidak boleh digunakan jika serangan mortalitas lambung dapat membahayakan seperti adanya pendarahan, obstruksi mekanik, atau perforasi gastrointestinal
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25-30oC (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya.
2.      METOCLOPRAMIDEHCL
a.       Nama dagang: primperan (SOHO), nilatika (Nicholas), clopramel (novel)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung metoclopramide HCL 10 mg
c.       Indikasi
1)      Meringankan/mengurangi gastroparesis akut dan yang kambuh kembali
2)      Menghilangkan rasa panas sehubungan dengan reflux esophagitis
3)      Menanggulangi mual dan muntah metabolic karena obat atau sesudah operasi
d.      Kontra indikasi
Penderita epilepsy, keadaan perdarahan gastrointestinal obstuksi mekanik atau perforasi, pheochromacytomonas
e.       Cara penyimpanan
Simpan dan sejuk, kering, terlindung dari cahaya
3.      PROMETHAZINE
a.       Nama dagang: nufapreg (nufarindo)
b.      Komposisi
Setiap tablet mengandung Promethazine Theoclate 25 mg
c.       Indikasi
Mengurangi rasa mual dan mencegah muntah yang disebabkan oleh gastrointestinal, vertigo yang disebabkan oleh maniere sindrom dan labirintitis, mabuk perjalanan (“motion sickness”) dan mual setelah operasi
d.      Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap Promethazine, Fenotiazin dan turunannya, penderita asma.
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
4.      PRATHIAZINETHEOCLATE, PYRIDOXINEHCL
a.       Nama dagang: MEDIAMERB6 (darya)
b.      Komposisi
Tiap tablet salut gula mengandung:
Pyrthiazine theoclate 40 mg
Pyridoxine HCL (vitamin B6) 37,5 mg
c.       Indikasi
Untuk mencegah muntah-muntah setelah operasi, muntah-muntah pada masa kehamilan dan muntah-muntah dalam perjalanan.
d.      Kontra indikasi
Terhadap penderita yang hipersensitif
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu 25-30oC
C.     ANTIPIRETIK ANALGETIK
1.      ASAM MEFENAMAT
a.       Nama dagang: mefinal (sanbe), mefentan (kalbe)
b.      Komposisi
Tiap kaptap salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg
c.       Indikasi
Meredakan rasa nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan rasa nyeri sesudah operasi.
d.      Kontra indikasi
1)      Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat
2)      Penderita yang dengan asetosal mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan urtikaria
3)      Penderita dengan tukak lambung dan usus
4)      Penderita dengan ganguan ginjalyang berat
e.       Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dan tempat kering serta terlindung dari cahaya langsung.
2.      PARACETAMOL
a.       Nama dagang:
Sanmol (sanbe), pamol (interbat), panadol (glaxo)
b.      Komposisi
Tiap sendok the (5 ml) mengandung paracetamol 120 mg
Tiap ablet mengandung paracetamol 100 mg
c.       Indikasi
1)      Sebagai antipiretik/analgesic termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal
2)      Sebagai analesik misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.
3)      Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi
d.      Kontra indikasi
Hipersensitif tehadap parasetamol dan deisiensi glucose-6- fosfat dehidrogenase. Tidak boleh digunakan pada pendeita dengan gangguan fungsi hati.
e.       Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
3.      LIDOCAIN HCL
a.       Nama dagang: lidodex (bernofarma)
b.      Komposisi
Lidocain HCL 1% injeksi tiap ml mengandung 10 mg lidocain HCL
Lidocain HCL 2% injeksi tiap ml mengandung 20 mg lidocain HCL
Lidocain HCL 4% injeksi tiap ml mengandung 40 mg lidocain HCL
c.       Indikasi
Local anesthica
d.      Kontra indikasi
Hypotensi
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dan tempat kering. Hindarkan dari cahaya.
4.      ASAM ASETILSALISILAT (ACETOSAL)
a.       Nama dagang: aspilet (medifarma), Farmasal (fahrenhed)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung asam asetilsalisilat 100 mg
c.       Indikasi
Untuk menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot
d.      Kontra indikasi
1)      Penderita hipersensitif termasuk asma, penderita tukak lambung (maag), pernah atau sering mengalami perdarahan di bawah kulit (konsultasikan dengan dokter)
2)      Penderita hemophilia dan trombositopenia, karena dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.
3)      Penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan (dikonsultasikan ke dokter)
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering (15-25oC)
5.      NATRIUM DIKLOFENAK
a.       Nama dagang: voltadex (dexa medika), renadinac (fahrenhed)
b.      Komposisi
Tiap tablet salut enteric Natrium diklofenak 25 mg berisi natrium diklofenak 25 mg.
Tiap tablet salut enteric Natrium diklofenak 50 mg berisi natrium diklofenak 50 mg.
c.       Indikasi
Pengobatan jangka pendek untuk kondisi akut dan kronis pada gejala-gejala:
1)      Rheumatoid atritis
2)      Osteoarthritis
3)      Ankilosing spondilitis
d.      Kontra indikasi
1)      Tukak lambung dan perdarahan gastrointestinal
2)      Hiersensitif terhadap diclofenac
3)      Penderita asma, urtikaria dan rhinitis akut yang ditimbulkan oleh acetosal atau NASID lain yang mempunyai aktivitas menghambas prostaglandin sintetase
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (suhu dibawah 30oC), hindarkan dari cahaya dan kelembaban.
D.     ANTI PERDARAHAN
1.      METHYLEROMETRIN
a.       Nama dagang: bledsthop (Sanbe), methergin (novartis), pospargin (kalbe farma)
b.      Komposisi
Tiap tablet salut selaput:
Methylergometrin hydrogen maleat setara dengan  methylergometrin maleat 0,125 mg
c.       Indikasi
1)      Penanganan aktif pada tahap 3 kelahiran
2)      Perdarahan uterine yeng terjadi setelah persalinan plasenta, uterine atony.
3)      Subinvolusi dari puerperal uterus, lochimetra
4)      Perdarahan uterine karena aborsi
d.      Kontra indikasi
1)      Tahap pertama dan kedua kelahiran bayi sebelum munculnya kepala
2)      Inersia uterine primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, penyakit pembuluh darah oklusif, sepsis dan hipersensitivitas, kerusakan fungsi hati dan ginjal
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dan temat kering serta terhindar cahaya langsung.
2.      TRANEXAMIC ACID
a.       Nama dagang: KALNEX (kalbe), plasminex (sanbe), transamin (otto)
b.      Komposisi:
Tranexamic acid kapsul:
Setiap kapsul mengandung Tranexamic acid 250 mg
Tranexamic acid tablet:
Setiap tablet mengandung Tranexaic acid 500 mg
Tranexamic acid injeksi:
Setiap ml injeksi (10% w/v) mengandung Tranexamic acid 100 mg
Setiap ml injeksi (5% w/v) mengandung Tranexamic acid 50 mg
c.       Indikasi
1)      Untuk fibrinolisis local seperti: epistaksis, prostatektomi, konisasi serviks
2)      Edema angioneurotik
3)      Pedarahan abnormal sesudah operasi
4)      Perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemophilia
d.      Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 30oC.
E.     OBAT SISTEM ENDOKRIN
1.      LEVONOGESTREL, ETHINYLESTRADIOL
a.       Nama dagang: planotab (triyasa), microgynon (schering)
b.      Komposisi
Setiap blister tediri dari 28 tablet yang berisi:
21 tablet kecil mengandung 0,15 mg Levonogestrel dan 0,003 mg Ethinylestradiol
7 tablet inert yang lebih besar
c.       Indikasi
Kontasepsi oral
d.      Kontra indikasi
Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika terdapat salah satu dari keadaan yang tercantum di bawah ini. Jika salah satu dari keadaan yang tercantum terjadi untuk pertama kali sewaktu pemakain KOK, pemakaiannya harus segera dihentikan.
1)      Adanya atau riwayat trombotik/tromboembolik vena atau arteri yang pernah terjadi (misalnya thrombosis vena dalam, embolisme paru-paru, infark, miokardial) atau serangan pada pembuluh darah otak.
2)      Adanya atau riwayat prodomi thrombosis (misalnya serangan iskemik sementara, angina pectoris)
3)      Riwayat migrant dengan gejala-gejala neurology fokal
4)      Diabetes mellitus yang berkaitan dengan pembuluh darah
5)      Adanya factor resiko yang hebat atau berganda pada thrombosis vena atau arteri mungkin pula merupakan salah satu kontra indikasi
6)      Pankreatis atau riwayat yang diasosiasikan dengan hipertrigliseridema yang parah
7)      Adanya atau riwayat tumor hati (jinak atau ganas)
8)      Adanya atau riwayat penyakit hati yang parah selama fungsi hati belum kembali normal
9)      Diketahui atau dicurigai adanya keganasan yang dipengaruhi oleh hormone seks (contohnya dari organ kelamin atau payudara)
10)  Perdarahan vagina yang tidak didiagnosa
11)  Adanya atau diperkirakan adanya kehamilan
12)  Hipersensitivitas terhadap zat aktif atau zat-zat tambahan
13)  Riwayat herpes gestationis
14)  Sicle-cell anemia
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk (15-25oC) dan kering.
2.      MEDROXYPROGESTERONE
a.       Nama dagang: depo progestin (harsen)
b.      Komposisi
Suspensi steril medroxy progesterone acetat  dalam air
Tiap 3 ml mengandung: medroxy progesterone acetat 150 mg
Tiap 1 ml mengandung medroxy progesterone acetat 150 mg
c.       Indikasi
Depo progestin digunakan untuk kontrasepsi bila dengan cara lain seperti pil oral/IUD tidak dapat dilakukan
d.      Kontra indikasi
1)      Penderita yang peka terhadap Meedroxy progesterone acetate
2)      Pendarahan di vagina yang tidak diketahui penyebabnya
3)      Kelainan patologis payudara yang tidak diketahui penyebabnya
4)      Pendarahan pada saluran kemih yang tidak diketahui penyebabnya
5)      Kehamilan
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk (15-25oC) dan kering.
3.      LYNESTRENOL
a.       Nama dagang: exluton 28 (organon)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung hynestrenol (suatu progesterone) 0,5 mg
c.       Indikasi
Kontrasepsi oral
d.      Kontra indikasi
1)      Kehamilan
2)      Penyakit hati berat atau riwayat ini jika hasil test fungsi hati gagal untuk kembali normal, ikterus kolestatik riwayat ikterus kehamilan atau ikterus karena penggunaan steroid, sindroma Rotor dan sindroma Dubin-Johnson
3)      Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa
4)      Riwayat dari kehamilan yang tidak terdiagnosa
5)      Riwayat dari kehamilan tuba atau salpingistis
6)      Riwayat selama kehamilan atau sebelum menggunakan steroid dari pruritis berat atau herpes gestationis
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk (15-25oC) dan kering.
4.      PROGETERONE
a.    Nama dagang: cygest (Aventis)
b.    Komposisi
Cygest 200 mg: tiap pessary mengandung progesterone 200 mg
Cygest 400 mg: tiap pessary mengandung progesterone 400 mg
c.    Indikasi
1)        Pengobatan perdarahan uterus disfungsional (PUD) atau sebagai penyokong fase liteal pada konsepsi
2)        Pengobatan sindrom premenstrual
d.    Kontra indikasi
Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya
e.    Cara penyimpanan
Simpan di tempat yang sejuk dan kering, suhu di bawah 25oC.
5.      Noretisterone
a.       Nama dagang : Primolut N (Shering)
b.      Komposisi
1 tablet Primolut N mengandung Noretisteron 5 mg
c.       Indikasi
Perdarahan disfungsional, amenorea primer dan sekunder, sindroma pre-menstruasi, mastopati siklik, pengaturan waktu menstruasi, endometriosis.
d.      Kontra indikasi
Primolut N sebaiknya tidak digunakan jika terdapat kondisi seperti yang tersebut dibawah ini, hal ini berlaku juga untuk produk yang mengandung progesterone saja. Jika kondisi dibawah ini timbul selama penggunaan Primolut N, penggunaan harus dihentikan secepatnya, bila:
1)        Diketahui atau diduga hamil
2)        Menyusi
3)        Proses tromboeboli
4)        Diabetes melitus dengan keterlibatan vaskuler
5)        Riwayat atau menderita penyakit hati yang parah selama nilai fungsi hati belum kembali normal
6)        Riwayat atau menderita tumor hati (ringan aatau akut)
7)        Diketahui atau menderita keganasan yang tergantung pada hormon seks
8)        Hipersensitifitas terhadap zat aktif atau zat tambahan lain
e.       Cara penyimpanan
Simpan semua obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
6.      Clomifene citrat
a.       Nama dagang : Provula (Dexa Medika), Profertil (Kalbe Farma), Fertin (Interbat)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung clomifine citrat 50 mg
c.       Indikasi
Infetrilitas pada wanita.
Menambah spermatogenesis pada penderita oligosperma.
d.      Kontra indikasi
1)        Penderita penyakit hati atau yang mempunyai latar belakang disfungsi hati, evaluasi klinik fungsi hati harus selalu dilakukan sebelumm terapi.
2)        Penderita yang mengalami pendarahan uterus abnormal dan tidak diketahui sumbernya.
3)        Endometrial carcinoma, ovarium cyst
4)        Uncontrolled thyroid atau adrenal dysfunction.
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25-30oC dan terlindung dari cahaya.
F.      Obat Saluran Pencernaan
1.      Loperamide
b.    Nama dagang : Lodia (Sanbe Farma), Imodium (Jahnson)
c.    Komposisi
Tiap tablet mengandung Loperamida Hidroksida 2 mg
d.    Indikasi
Lodia diindikasikan untuk diare non spesifik akut dan kronik.
e.    Kontra indikasi
1)        Pada anak-anak dibawah usia 12 tahun, wanita hamil dan menyusui
2)        Pada penderita colitis akut karena dapat menyebabkan toksik megakolon
3)        Pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari dan pada penderita yang hipersensitif terhadap laporamida
f.     Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering
2.      Cimetidin
a.    Nama dagang : Corsamed (Corsa), Sanmetidin (Sanbe Farma), Ulsikur (Kalbe Farma)
b.    Komposisi
Tiap tablet mengandung simetidin 200 mg
c.    Indikasi
Simetidin digunakan untuk penderita tukang lambung dan duodenun, reflukesopagitis dan keadaan hipersekresi patologis, seperti sindroma Zollinger-Ellison.
d.    Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif.
e.    Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
3.      Bisacodyl
a.    Nama dagang : Dulcolax (Boehringer)
b.    Komposisi
1 supositoria dewasa mengandung 10 mg Bisacodyl
1 supositoria anak mengandung 5 mg Bisacodyl
Zat tambahan: Witepsol E76, Witesol W45
c.    Indikasi
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi.
Untuk persiapan diagnostic, terapi sebelum dan sesudah operasi dan kondisi untuk mempercepat defekasi, Bisocadyl harus digunakan dengan pengawasan medis.
d.    Kontra indikasi
Dulcolax dikontra indikasikan pada pasien ileus, obstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, radang usus akut dan dehidrasi parah.
Dulcolax juga dikontra indikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisocadyl atau komponen lain dalam produk.
e.    Cara penyipanan
Simpan pada suhu 15-25oC, simpan ditempat yang aman, jauhkan dari jangkauan anak-anak.
4.      Ranitidine
a.    Nama dagang : Acran (Sanbe Farma), Anitid (Bernofarma), Rantin (Kalbe Farma), Radin (Dexa Medika)
b.    Komposisi
Tiap tablet salut mengandung ranitidin hidrolkorida setara dengan ranitidine base 150 mg
Tiap ml injeksi mengandung ranitidin hidrolkorida setara dengan ranitidine base 25 mg
c.    Indikasi
Ranitidine digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum akut, refluks esophagus, keadaan hipersekresi asam lambung patologis seperti pada sindroma Zollinger-Ellison, hipersekresi pasca bedah.
d.    Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap ranitidin.
e.    Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
5.      Alumunium hidrixide, Magnesium carbonat, Calcium carbonat
a.       Nama dagang : Stomacain (Combifarma)
b.      Komposisi
Setiap tablet mengandung: alumunium hydroxide-magnesium carbonate-calcium carbonate co-precipate 244 mg.
c.       Indikasi
Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, perasaan penuh pada lambung.
d.      Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitivitas terhadap komponen obat ini.
Pasien dengan hipo atau hipertiroidisme, pasien dalam dialisis (untuk pengobatan jangka panjang dapat menyebabkan enselopati atau penyakit tulang yang berhubungan dengan alumunium).
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk (15-25oC) dan kering.
G.    Dermatologi
1.      Hydrocortisone
a.       Nama dagang : Hydrocortisone (Kalbe Farma)
b.      Komposisi
Tiap gram krim mengandung hidrokartisone asetat 28 mg setara dengan hidrokartisone 25 mg.
c.       Indikasi
Menekan reaksi radang pada kulit yang bukan disebabkan infeksi seperti eksim dan alergi kulit seperti dermatitis atropic, dermatitis kontak, dermatitis alergic, pruritis anogenital dan neuro dermatitis.
d.      Kontra indikasi
Penyakit kulit karena virus atau tuberculosis, akut rosasae, scabies, dermatitis perioral, tinae, pemakaian lama atau daerah yang luas pada kehamilan.
Penderita yang hipersensitif
Herpes simplex, vaccinia dan varicella, infeksi jamur.
e.       Cara penyimpanan
f.       Dalam wazdah tertutup rapat, ditempat sejuk.
2.      Ketoconazole
a.       Nama dagang : Mycoral (Kalbe Farma), Zoloral (Ika Pharmindo)
b.      Komposisi
Tiap gram krim mengandung ketoconazole 20 mg.
c.       Indikasi
Ketoconazole krim diindikasikan untuk pengobatan topikal pada infeksi kulit seperti: tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea pedis.
Infeksi kulit di atas yang disebabkan oleh Trichopyton mentagraphytes, Microsparum canis dan Epidermophyton floccosum.
Juga untuk pengobatan kandidosis kutis dan tinea (Pitriasis) versikolor.
d.      Kontra indikasi
Pasien hipersensitif terhadap bahan-bahan dalam sediaan ini.
e.       Cara penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30oC, terlindung dari cahaya.
H.    Obat Saluran Pernapasan
1.      Dextromethorphan
a.       Nama dagang : Sanadryl DMP (Sanbe Farma)
b.      Komposisi
Tiap sendok teh (5 ml) mengandung dekstrometorfan hidrobromida 10 mg.
Tiap tablet salut selaput mengandung dekstrometorfan hidrobromida 15 mg.
c.       Indikasi
Dekstrometorfan sangat efektif untuk pengobatan batuk kering yang kronis dan batuk yang disebabkan iritasi tenggorokan dan bronkus.
d.      Kontra indikasi
Penderita yang mengalami kegagalan pernafasan , penyakit hati  (liver disease) dan penderita yang hipersensitif terhadap Dekstrometorfan.
e.       Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Simpan ditempat sejuk dan kering.
2.      Salbutamol
a.       Nama dagang : Lasal (Lapi), Ventolin (Galxo Smith Klim)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 2 mg
Tiap tablet mengandung salbutamol sulfat setara dengan salbutamol 4 mg
c.       Indikasi
Untuk meringankan gejala sesak nafas pada penderita asma bronkhial, bronkhitis kronis dan emfisema.
d.      Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol.
e.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering.
3.      Ambroxol
a.       Nama dagang : Epexol (Sanbe Farma)
b.      Komposisi
Tablet: tiap tablet mengandung 30 mg ambroxol hidroksida.
Sirup: tiap sendok teh (5 ml) mengandung 15 mg ambroxol hidriksida
c.        Indiksi
Diindikasikan penyakit saluran pernapasan akut dan kronis yang disertai dengan sekresi bronkial yang abnormal.,terutama pada serangan akut bronkitis kronis, asma bronkial, bronkitis asmatik, pengobatan sebelum dan sesudah operasi serta pada perawatan intensif untuk menghindari komplikasi paru-paru.
d.      Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
I.       Obat Saluran Urogenital
1.      Oxytocin
a.    Nama dagang : Induxin (Kalbe Farma), Syntocinon (Novartis)
b.    Komposisi
Tiap ml injeksi mengandung oxytocin sintetik 10 IU.
c.    Indikasi
1)        Antepartum
Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan/atau fetus.
Dapat digunakan untuk:
·      Induksi persalinan
·      Stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, seperti pada inersia uteri.
·      Terapi tambahan pada abortus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada trimester II.
2)        Post partum
Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpartum.
d.    Kontra indikasi
1)      Disproporsi sefalopelvik
2)      Kelainan letak yang diperhatikan tidak dapat lahir spontan pervaginam, misalnya letak lintang.
3)      Pada kasus-kasus gawat, dimana lebih baik melakukan tindakan operasi secti secarea.
4)      Gawat janin
5)      Pemakaian terus menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat
6)      Kontraksi hipertonus
7)      Hipersensitif
8)      Induksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam merupakan kontraindikasi, seperti rupture tali pusat, plasenta previa totalis, vasa previa.
e.    Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 25oC, jangan dibekukan.
J.      Vitamin
1.      Asam folat
a.       Nama dagang : Folacom (Combiphar), Folavit (Sanbe), Vomilat (Kalbe)
b.      Komposisi
Tiap tablet mengandung asam folat 1 mg.
c.       Indikasi
Asam folat berperan dalam pertumbuhan janin yang normal, serta membantu memelihara kesehatan tubuh.
d.      Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
2.      Ext. Plaentae, Cyanocobalamin (Tablet Salut Gula)
a.       Nama dagang : Moloco B12 (Darya)
b.      Komposisi
Tiap tablet salut gula mengandung:
Ext. Pkacentae 15 mg
Cyanocobalamin 20 mcg
c.       Dosis dan cara pemberian
3 tablet perhari, 1 tablet setelah setiap makan utama
d.      Cara penyimpanan
Simpan pada suhu 25-30oC.
3.      Zat besi
a.       Nama dagang : Maltofer (Combiphar), Ferrofort (Kalbe Farma)
b.      Komposisi
Setiap tablet kunyah mengandung 100 mg zat besi sebagai Kompleks Besi (III)-Hidroksida Polimaltosa (KBP), siklamat, zat pengaroma dan zat tambahan untuk pencetakan tablet.
c.       Indikasi
1)      Untuk pengobatan pada defisiensi zat besi laten dan anemia (gejala defisiensi zat besi)
2)      Terapi pencegahab defisiensi zat besi selama masa kehamilan
d.      Cara penyimpanan
Simpan didalam wadah aslinya pada suhu dibawah 25oC.
4.      Calcium lactate
a.       Nama dagang : Licocalk (Berlico), Elkana (Sanbe Farma), Lycalvit (Interbat)
b.      Komposisi
Calcium lactate 500 mg
c.       Indikasi
Membantu memenuhi kebutuhan kalsium
d.      Kontra indikasi
Penderuta dengan pengobatan glikosida jantung
e.       Cara kerja obat
Kalsium merupakan mineral yang dubutuhkan untuk metabolisme normal.
f.       Dosis dan cara pemberian
Dewasa: 3 kali sehari 1-2 tablet
Anak-anak: 2-3 kali sehari 1 tablet
g.       Cara penyimpanan
Simpan ditempat sejuk (15-25oC)
5.      Docosahexanoic acis (DHA)
a.    Nama dagang : Inlacta DHA (Interbat), Osfit DHA (Kalbe Farma), Prolacta DHA (Novartis)
b.    Komposisi
Tiap softkapsul mengandung:
DHA 225 mg
EPA 45 mg
Vitamin E 5 mg
c.    Indiksi
Memelihara kesehatan wanita hamil, menyusui.
d.    Dosis dan cara pemberian
Sehari 1 kapsul lunak, diminum pagi hari.
Dikonsumsi pada usia kehamilan trimester III (usia kehamilan mulai 6 bulan) dimana terjadi pembentukan otak janin, sampai dengan masa menyusui.
e.    Cara penyimpanan
Simpan pada suhu 15025oC, terlindung dari cahaya.

III.             DAFTAR OBAT
A.     Daftar Obat yang Tidak Boleh Diberikan pada Wanita Hamil


1.      Amikacin
2.      Azathioprin
3.      Candesartan
4.      Captopril
5.      Carbamazepine
6.      Cilazapril
7.      Cyproteron
8.      Cytostatica (semua)
9.      Danazol
10.  Doxycycline
11.  Enalapril
12.  Eprosartan
13.  Ethosuximide
14.  Fluoxymesterone
15.  Ganciclovir
16.  Gentamicin
17.  Griseofulvin
18.  Hepatitis A/B Imunoglobin
19.  Irbesartan
20.  Kinidin
21.  Kinin
22.  Lisinopril
23.  Lithium
24.  Losartan
25.  Lynestrenol (>2,3 mg)
26.  Nandrolon
27.  Netilmicin
28.  Penicillamin
29.  Phenobarbitone
30.  Phenytoin
31.  Primidone
32.  Retinol (>8000 IU)
33.  Quinapril
34.  Talidomida
35.  Testosteron
36.  Tetracycline/ Oxy-T
37.  Tobramycin
38.  Vaccins
39.  Valproic acid
40.  Valsartan
41.  Vigabatrin


B.     Daftar Obat yang Dianggap Aman bagi Wanita Hamil


1.      Acetylcysteine
2.      Alginic acid
3.      Amilorida
4.      Amoxicillin
5.      Ampicillin
6.      Bizafibrate
7.      Bisacodyl
8.      Bromocriptine
9.      Buspiron
10.  Butylscopolamin
11.  Calcitriol
12.  Cefalosporins
13.  Chlorcyclizine
14.  Chlorhexidine
15.  Ciclosporine
16.  Cimetidine
17.  Cinnarizine
18.  Cisapride
19.  Clemastine
20.  Clindamycin
21.  Clofibrate
22.  Clotrimazol
23.  Cloxacillin
24.  Codein
25.  Cromoglicate
26.  Colestipol
27.  Cyclandelate
28.  Cyclizine
29.  Cyproheptadine
30.  Desmopressine
31.  Dextromethorphan
32.  Dextropropoxyfe
33.  Didanosine
34.  Difenhidramin
35.  Digoxin
36.  Dihydralazine
37.  Dihydrotachysterol
38.  Dimenthindene
39.  Dipyridamol
40.  Dyhrogesteron
41.  Epherdrine
42.  Erythromycin
43.  Ethambutol
44.  Fenazone
45.  Fenoterol
46.  Fluclocaxilin
47.  Flumazenil
48.  Fluvoxamine
49.  Folid acid
50.  Granisetron
51.  Guaifenesine
52.  Heparin
53.  Heparin LMW
54.  Hyalurinic acid
55.  Hidralazine
56.  Hydrocortisone
57.  Hydroxizine
58.  Ipratropium-Br
59.  Isoniazide
60.  Isoprenaline
61.  Isosorbide-Nitr
62.  Levothyroxin
63.  Liothyronin
64.  Lidocaine
65.  Lincomycin
66.  Magnesiumoxide
67.  Meclizine
68.  Medroxyprogest
69.  Mepivacaine
70.  Methanamine
71.  Methyldopa (-)
72.  Mexiletine
73.  Meclobernide
74.  Miconazole
75.  Nolaxone
76.  Niclosamide
77.  Nitrofuration
78.  Noscapine
79.  Nystatine
80.  Oxytocin
81.  Papaverine
82.  Paracetamol
83.  Penisilin V/G
84.  Permethrin
85.  Poperacillin
86.  Pizotifen
87.  Piperazine
88.  Prilocain
89.  Promethazine
90.  Ranitidine
91.  Roxythromycin
92.  Salbutamol
93.  Salmeterol
94.  Sennoside
95.  Spiramycin
96.  Spironolactone
97.  Sufentanil’sumatriptan
98.  Sucralfat
99.  Sulfasalazine
100.          Terbinafine
101.          Terbutaline
102.          Terfenadine
103.          Theopylin
104.          Tranexamic
105.          Trihexyfenidyl
106.          Vaksin influenza
107.          Vaksin polio
108.          Tetanus toxoid


C.     Daftar Obat yang Tidak Boleh Diminum Selama Menyusui


1.      Acetylsalicylic acid
2.      Acyclovir
3.      Alginic acid
4.      Alimemazine
5.      Alprenolol
6.      Amoxicillin
7.      Ampicillin
8.      Atenolol
9.      Aztreonam
10.  Baclofen
11.  Betamethasone
12.  Betaxolol
13.  Bisacodyl
14.  Bisoprolol
15.  Bumetanid
16.  Bupivacine
17.  Bromokriptin
18.  Carvediol
19.  Carbamazapine
20.  Cefalosporins
21.  Chlordiazepoxide
22.  Cloroquine
23.  Clorpromazine
24.  Chlorhaxedine
25.  Cisapride
26.  Clemastine
27.  Clobetasol
28.  Clobetasone
29.  Cloxacillin
30.  Codein
31.  Colestipol
32.  Colestramine
33.  Comoglicate
34.  Dextropropoxyfe
35.  Didanosine
36.  Difenhidramin
37.  Dliklofenac
38.  Digoxyn
39.  Dihydralazine
40.  Dimenthindene
41.  Enapril
42.  Epinafrine
43.  Erythomycin
44.  Ethambutol
45.  Fenazone
46.  Fenoterol
47.  Fluclocaxiliin
48.  Fluocartolol
49.  Folic acid
50.  Fosformycin
51.  Fusidic acid
52.  Aloperidol
53.  Heparin
54.  Hyaluronic acid
55.  Hidralazine
56.  Hydrocortisone
57.  Hydroxycloroquine
58.  Hyosiamine
59.  Ibuprofen
60.  Imipripratropium-Br
61.  Isoniazide
62.  Ketokenazole
63.  Kinine
64.  Kinidine
65.  Labetolol
66.  Levocabastine
67.  Levonorgestrel
68.  Levothyroxin
69.  Levopromazine
70.  Liothyronin
71.  Lidocaine
72.  Loperamide
73.  Larotadine
74.  Lorazepam
75.  Lynestrenol (>2,5 mg)
76.  Magnesiumoxide
77.  Medroxyprogesteron
78.  Mesalazine
79.  Methadone
80.  Methamine
81.  Mexiletine
82.  Methotrexate
83.  Methoclopramide
84.  Metoprolol
85.  Metronidazol
86.  Midazolam
87.  Moclobernide
88.  Morphine
89.  Nolaxone
90.  Nitrazepam
91.  Nitrofuratoin
92.  Norethisteron 0,2 mg
93.  Nortriptylin
94.  Noscapine
95.  Nystatine
96.  Opipramol
97.  Oxazepam
98.  Oxybuprocaine
99.  Paracetamol
100.          Penisilin V/G
101.          Perfenazin
102.          Periciazine


103.          Pethidine
104.          Phenylbutazone
105.          Phenytoin
106.          Pindolol
107.          Piperacillin
108.          Piroxicam
109.          Prednison
110.          Prednisolon
111.          Prilocain
112.          Profenone
113.          Propanolol
114.          Propylthiouracil
115.          Pyremethamin
116.          Retinol (Vit A)
117.          Rifampicin
118.          Roxythromycin
119.          Scopalamine
120.          Spironolactone
121.          Sucralfat
122.          Sulfamethoxazol
123.          Sulfasalazine
124.          Terbutaline
125.          Tetracycline
126.          Theopylin
127.          Thioridazine
128.          Tranexamic acid
129.          Triamcinolol
130.          Trimethoprim
131.          Valproic acid
132.          Verapamil